.
Apakah dalam waktu 5 tahun ke depan Macan Asia dapat segera bangkit dari tidurnya ?????
Melihat hasil belanja alutsista MEF 1 saja masih banyak pihak yg mengatakan belum puas dan masih banyak kekurangan…
Coba kita melihat sekeliling wilayah Negara kita Indonesia.
Kita skenariokan serangan dari selatan bagaimana bila 64 F18 super hornet + 24 F35 lighting Australia menerobos masuk papua+makassar+maluku,
Dari barat 36 F15 strike eagle + 48 F16 blok 52 Singapura menerobos
masuk pekanbaru dan Jakarta.
Ditambah 18 Su30 mkm + F18 dan Mig29 Malaysia.
Dan ingat CSG 7th Fleet (=280 fighters) sudah berada di
utara natuna.
Maka apakah secara teory, 4-5 skadron fighter Su 27/30 , F16 blok 32 serta Hawk lawas (equiv. 50-60 units) Indonesia
hasil pengadaan MEF 1 dg
angka "publikasi" mampu membendung
gelombang serangan tsb?...
.
List belanja yg pertama adalah
List belanja TNI AU :
Note : D=Delivery
1. Su-35SI Super Flanker : 64-O, 16-D2014, 24-D2015, 24-
D2016
2. JAS-39 Gripen NG: 44-O, 14-D2014 (leased scheme),
8-D2014 (first batch delivery) 18-D2015, 18-D2016
3. EF Typhoon: 36-O, 12-D2014 (ex Luftwaffe), 10-D2015
(brand new), 14-D2016.
4. Su-34 Fullback: 48-O, 8-D2014, 12-D2015, 14-D2016,
14-D2017 (note: batch 1+2 derived from VVS-RF units)
5. Erieye: 10-O, 3-D2014, 3-D2015, 4-D2016 (possible
order extension into 14 units).
Note:
1.item #3 pending British approval for technology
transfer scheme on certain parts, financing scheme, and
acquisition of MBDA Meteor missiles.
2. item #2: possible scenario of integrating leased units
from Swedish Air Force as part of acquisition scheme,
thus increasing actual figure to 58 units.
3. item #1: including upgrade package on EW, radar, and
integration systems into current Indonesian Air Defense
Ground Environment frameworks.
4. item #4: including upgrade package on EW, radar, ASW
sensors, and long range "tactical missiles".
List belanja TNI AL :
1. Slava class heavy cruiser: 1-O, 1-D2016
2. Sovremenny class destroyer: 5-O, 2-D2014, 1-D2015,
2-D2016.
3. Talwar class frigate: 4-O, 1-D2016, 2-D2017, 1-D2018
4. Stereguschyy class corvette: 7-O, 2-D2015, 2-D2016,
2-D2017, 1-2018
5. F122 Bremen class frigate: 4-O, 1-D2014, 2-D2015, 1-
D2016.
6. De Zeven Provincien frigate: 6-O, 2-D2016, 2-D2017,
2-D2018.
7. Sigma class corvette/light frigate variant: 22-O,
delivery scheme being finalised.
8. Astute class SSN: 2-O, 1-D2015, 1-D2017
9. Kilo class 877EKM SSK: 10-O, 4-D2014, 4-D2015, 2-
D2016
10. Amur 950 class SSK: 6-O, 2-D2015, 2-D2016, 2-D2017
11. U212 class SSK: 9-O, 1-D2014, 2-D2015, 2-D2016,
2-2018, 2-2019
Note:
1. Type 23 Duke class frigate acquisition scheme being
finalised, possible 5 existing units will be transferred to
Indonesian Navy. All will be equipped with air defines
upgrade package which includes Sea Captor VLS missiles
system.
2. item #1: utilizing hull of incomplete unit being stored
in Ukraine, will be equipped with combination of SS-
N-12 Sandbox/SS-N-27 Sizzler SSM, upgraded SA-N-20
Rif M/Gargoyle SAM systems, new phased array PESA
radar.
3.item #3: using same configuration of Indian Navy's
variant, except for BrahMos substitute for Yakhont
system.
Buat TNI AD blm final 100%, tapi sebagian yang pasti
diborong:
1. PzH2000 self propelled gun 155mm : 88-O, possibly
extension up to 130 units
2. Lepoard 2 RI: 350-O (upgrade package installed on
Deutsches Heer surplus of 2A6)
3. Marder 1A3; 140-O
4. AH-64D/E: Apache Longbow/Guardian: 40-O.
5. Caesar self propelled gun 155 mm: 160-O
6. Astross II: 48-O
7. UH-60 Blackhawk: 40-O (ex US Army Reserve units)
8. S-300PMU2 / SA-20 Gargoyle: 36-O (batteries,
comprised of 5 TELAR vehicles, 1 C&C vehicle, 3 radars
and sensors vehicles, 4 reload/resupply vehicle).
9. HQ-16 SAM systems: 74-O (details to be confirmed).
10. Starstreak VSHORAD: 220-O
11. SS-N-27 Sizzler/Yakhont coastal defense platform:
60-O
12. KH-78/79 field artillery systems: 360-O.
13. Rail based strategic weapons systems: 24-O
Untuk rudal pertahanan udara S-300 Batch 1 sudah masuk sejak akhir 2011: varian S-300V 8
baterai+Buk M: 14 unit, 2012: S-300PMU1: 5 baterai plus
Buk-M: 19 unit, 2013: S-300PMU2: 11 baterai.
Bahkan sudah ada yg merasakan kehebatan S-300 milik Indonesia itu
“ Kejadian pas medio 2013, flight 2 Hornet coba nerobos
ADIZ area Sepinggan, tapi langsung disergap radar
Tombstone dan dikunci dengan 2 rudal siap tembak.
RWR mereka menyala dan langsung kabur, hehehe.....”
Setelah melihat list di atas mungkin ada yg bertanya apakah dananya cukup tersedia karena list diatas adalah masuk MEF 1
Coba di analisa bila dana mef I tersisa 40 persen berarti
masih ada sekitar 60 triliun yang bisa dihabiskan untuk
menggenapi MEF I
Dari list yang diatas kira kira 60 T itu bisa
untuk DP list yang diatas yang deliveri thn 2014
dan 2015 ,
Pembelian alutsista dari rusia dan jerman infonya bisa
dikeep karena mempunyai MOU perlindungan informasi.
Nah yang menarik ngapain juga pembelian dari UK
typhon dan astute harus dikeep juga?
Pembelian typhon di prediksi kalau beli pasti lewat
Jerman,dan masih ada aproval yang harus disetujui oleh
UK sebagai pembuat sparepart primer dari pespur
tersebut bila UK setuju maka akan dibungkus
makanya ada
opsi beli dulu yang bekas milik AU Jerman typhon gen
pertama.
PEmbelian typhon juga untuk alternatif TOT buat IFX.
Pembelian Astute Class sudah lama terdengar isuenya dan bila
ini terjadi memang UK akan terbantu perekonomian nya
dan ini bisa saja dari deal kemudahan pembelian
alutsista yang terpaksa dibuka oleh UK.karena kita bisa
membuka aib mereka didunia Internasional.
Astute dan typhon dijual ke kita dengan sarat akan
dikeep informasinya.
Dan provokasi anggota Fpda untuk memancing Indonesia
agar gagal mendapatkan deal “kemudahan pembelian
alutsista ” dari inggris,ataukah lulus ujian.
Dan Indonesia juga gak kalah mengetes kesungguhan
Inggris,
maka penamaan 3 KRI yg Nahkoda Ragam Class kita dengan nama pahlawan yg dulu pernah
melawan Inggris ,
dan tahun lalu kita juga mengumumkan akan menaruh
scorpion diperbatasan kalimantan ,serta hawk sering berpatroli
diperbatasan kalimantan dan selat malaka.
bila UK bereaksi berlebihan yaa dibatalin
pembelian dari Inggris,
Salah satu pertimbangan membeli alutsista dari Inggris
dan Jerman adalah mempertahankan status nonblock,dan
pembelian alutsista gahar dari mereka Alasan kita perlu
astute dan typhon dalam agenda untuk digunakan bila
konflik LCS pecah,,sehingga mereka mengijinkan,,
USA sebenarnya juga menawarkan F 15 mereka tetapi kita
belum sepenuh hati mempercayainya,karena mereka
masih suka ngintip.,
CANTIK benar strategi dari pemerintah Indonesia.
Tidak ada negara di dunia ini yang mampu
menjalankan secara jitu kebijakan pengadaan alutsista
yang sangat koheren dengan kebijakan politik luar
negeri-nya seperti Indonesia. Bahkan, kita mampu
memanfaatkan posisi non blok kita sebagai bargaining
power yang signifikan untuk menekan calon penjual agar
dapat menuruti kemauan kita. Sudah begitu, kita sanggup
membentuk "buyer's market", dimana harganya masih
dapat kita mainkan sesuai kondisi yang "favorable" buat
kita.
Bahasa kerennya....best value for money, hehehe....
Btw, utk F-15, Amerika menawarkan 26 F-15C ex ANG plus 14
F-15E Strike Eagle.
Dana khusus MEF 1 $15B, APBN, rata-rata pertahun dari
2008-2013 55T/tahun dengan kisaran 30% untuk belanja.
1,6T/tahun atau 8T 5tahun, misalnya mengesampingkan
metode pendanaan lainnya, misal credit state, maka MEF
1,2,3(dipecepat menjadi 2 periode) + apbn.... 45 + 24 total
hampir 69T jika saja dibagi merata 3 matra masing-
masing 23T, jika misalnya prioritas untuk matra udara
dan laut dengan komposisi 40;40;20 maka matra udara
mendpat porsi 28T, jadi secara anggaran masih
mampu buat membeli ratusan pesawat tempur.
Jangan lupa di kawasan Asia Tenggara hanya Indonesia yg tidak ikut berkonflik atas Laut Cina Selatan (LCS) dan hanya Indonesia Negara yg di anggap dekat dengan Cina dan masih di hormati oleh Cina dengan melihat Cina tidak memasukan perairan Natuna ke dalam klaimnya atas LCS.
Dari sinilah Negara Barat menaruh harapan agar Indonesia dapat menjadi penengah dalam kasus LCS… dan para pemimpin kita melihat hal ini sebagai kekuatan untuk menekan pihak barat agar mengijinkan Indonesia membeli alutsista canggih dari pihak Barat… contohnya ya itulah kenapa Amerika memberi ijin Indonesia mengakuisisi AH64E Guardian APACHE blok 3, heli tempur Apache versi terbaru padahal Indonesia jelas bukan sekutu Amerika.
Apakah dalam waktu 5 tahun ke depan Macan Asia dapat segera bangkit dari tidurnya ?????
Melihat hasil belanja alutsista MEF 1 saja masih banyak pihak yg mengatakan belum puas dan masih banyak kekurangan…
Coba kita melihat sekeliling wilayah Negara kita Indonesia.
Kita skenariokan serangan dari selatan bagaimana bila 64 F18 super hornet + 24 F35 lighting Australia menerobos masuk papua+makassar+maluku,
Dari barat 36 F15 strike eagle + 48 F16 blok 52 Singapura menerobos
masuk pekanbaru dan Jakarta.
Ditambah 18 Su30 mkm + F18 dan Mig29 Malaysia.
Dan ingat CSG 7th Fleet (=280 fighters) sudah berada di
utara natuna.
Maka apakah secara teory, 4-5 skadron fighter Su 27/30 , F16 blok 32 serta Hawk lawas (equiv. 50-60 units) Indonesia
hasil pengadaan MEF 1 dg
angka "publikasi" mampu membendung
gelombang serangan tsb?...
.
List belanja yg pertama adalah
List belanja TNI AU :
Note : D=Delivery
1. Su-35SI Super Flanker : 64-O, 16-D2014, 24-D2015, 24-
D2016
2. JAS-39 Gripen NG: 44-O, 14-D2014 (leased scheme),
8-D2014 (first batch delivery) 18-D2015, 18-D2016
3. EF Typhoon: 36-O, 12-D2014 (ex Luftwaffe), 10-D2015
(brand new), 14-D2016.
4. Su-34 Fullback: 48-O, 8-D2014, 12-D2015, 14-D2016,
14-D2017 (note: batch 1+2 derived from VVS-RF units)
5. Erieye: 10-O, 3-D2014, 3-D2015, 4-D2016 (possible
order extension into 14 units).
Note:
1.item #3 pending British approval for technology
transfer scheme on certain parts, financing scheme, and
acquisition of MBDA Meteor missiles.
2. item #2: possible scenario of integrating leased units
from Swedish Air Force as part of acquisition scheme,
thus increasing actual figure to 58 units.
3. item #1: including upgrade package on EW, radar, and
integration systems into current Indonesian Air Defense
Ground Environment frameworks.
4. item #4: including upgrade package on EW, radar, ASW
sensors, and long range "tactical missiles".
List belanja TNI AL :
1. Slava class heavy cruiser: 1-O, 1-D2016
2. Sovremenny class destroyer: 5-O, 2-D2014, 1-D2015,
2-D2016.
3. Talwar class frigate: 4-O, 1-D2016, 2-D2017, 1-D2018
4. Stereguschyy class corvette: 7-O, 2-D2015, 2-D2016,
2-D2017, 1-2018
5. F122 Bremen class frigate: 4-O, 1-D2014, 2-D2015, 1-
D2016.
6. De Zeven Provincien frigate: 6-O, 2-D2016, 2-D2017,
2-D2018.
7. Sigma class corvette/light frigate variant: 22-O,
delivery scheme being finalised.
8. Astute class SSN: 2-O, 1-D2015, 1-D2017
9. Kilo class 877EKM SSK: 10-O, 4-D2014, 4-D2015, 2-
D2016
10. Amur 950 class SSK: 6-O, 2-D2015, 2-D2016, 2-D2017
11. U212 class SSK: 9-O, 1-D2014, 2-D2015, 2-D2016,
2-2018, 2-2019
Note:
1. Type 23 Duke class frigate acquisition scheme being
finalised, possible 5 existing units will be transferred to
Indonesian Navy. All will be equipped with air defines
upgrade package which includes Sea Captor VLS missiles
system.
2. item #1: utilizing hull of incomplete unit being stored
in Ukraine, will be equipped with combination of SS-
N-12 Sandbox/SS-N-27 Sizzler SSM, upgraded SA-N-20
Rif M/Gargoyle SAM systems, new phased array PESA
radar.
3.item #3: using same configuration of Indian Navy's
variant, except for BrahMos substitute for Yakhont
system.
Buat TNI AD blm final 100%, tapi sebagian yang pasti
diborong:
1. PzH2000 self propelled gun 155mm : 88-O, possibly
extension up to 130 units
2. Lepoard 2 RI: 350-O (upgrade package installed on
Deutsches Heer surplus of 2A6)
3. Marder 1A3; 140-O
4. AH-64D/E: Apache Longbow/Guardian: 40-O.
5. Caesar self propelled gun 155 mm: 160-O
6. Astross II: 48-O
7. UH-60 Blackhawk: 40-O (ex US Army Reserve units)
8. S-300PMU2 / SA-20 Gargoyle: 36-O (batteries,
comprised of 5 TELAR vehicles, 1 C&C vehicle, 3 radars
and sensors vehicles, 4 reload/resupply vehicle).
9. HQ-16 SAM systems: 74-O (details to be confirmed).
10. Starstreak VSHORAD: 220-O
11. SS-N-27 Sizzler/Yakhont coastal defense platform:
60-O
12. KH-78/79 field artillery systems: 360-O.
13. Rail based strategic weapons systems: 24-O
Untuk rudal pertahanan udara S-300 Batch 1 sudah masuk sejak akhir 2011: varian S-300V 8
baterai+Buk M: 14 unit, 2012: S-300PMU1: 5 baterai plus
Buk-M: 19 unit, 2013: S-300PMU2: 11 baterai.
Bahkan sudah ada yg merasakan kehebatan S-300 milik Indonesia itu
“ Kejadian pas medio 2013, flight 2 Hornet coba nerobos
ADIZ area Sepinggan, tapi langsung disergap radar
Tombstone dan dikunci dengan 2 rudal siap tembak.
RWR mereka menyala dan langsung kabur, hehehe.....”
Setelah melihat list di atas mungkin ada yg bertanya apakah dananya cukup tersedia karena list diatas adalah masuk MEF 1
Coba di analisa bila dana mef I tersisa 40 persen berarti
masih ada sekitar 60 triliun yang bisa dihabiskan untuk
menggenapi MEF I
Dari list yang diatas kira kira 60 T itu bisa
untuk DP list yang diatas yang deliveri thn 2014
dan 2015 ,
Pembelian alutsista dari rusia dan jerman infonya bisa
dikeep karena mempunyai MOU perlindungan informasi.
Nah yang menarik ngapain juga pembelian dari UK
typhon dan astute harus dikeep juga?
Pembelian typhon di prediksi kalau beli pasti lewat
Jerman,dan masih ada aproval yang harus disetujui oleh
UK sebagai pembuat sparepart primer dari pespur
tersebut bila UK setuju maka akan dibungkus
makanya ada
opsi beli dulu yang bekas milik AU Jerman typhon gen
pertama.
PEmbelian typhon juga untuk alternatif TOT buat IFX.
Pembelian Astute Class sudah lama terdengar isuenya dan bila
ini terjadi memang UK akan terbantu perekonomian nya
dan ini bisa saja dari deal kemudahan pembelian
alutsista yang terpaksa dibuka oleh UK.karena kita bisa
membuka aib mereka didunia Internasional.
Astute dan typhon dijual ke kita dengan sarat akan
dikeep informasinya.
Dan provokasi anggota Fpda untuk memancing Indonesia
agar gagal mendapatkan deal “kemudahan pembelian
alutsista ” dari inggris,ataukah lulus ujian.
Dan Indonesia juga gak kalah mengetes kesungguhan
Inggris,
maka penamaan 3 KRI yg Nahkoda Ragam Class kita dengan nama pahlawan yg dulu pernah
melawan Inggris ,
dan tahun lalu kita juga mengumumkan akan menaruh
scorpion diperbatasan kalimantan ,serta hawk sering berpatroli
diperbatasan kalimantan dan selat malaka.
bila UK bereaksi berlebihan yaa dibatalin
pembelian dari Inggris,
Salah satu pertimbangan membeli alutsista dari Inggris
dan Jerman adalah mempertahankan status nonblock,dan
pembelian alutsista gahar dari mereka Alasan kita perlu
astute dan typhon dalam agenda untuk digunakan bila
konflik LCS pecah,,sehingga mereka mengijinkan,,
USA sebenarnya juga menawarkan F 15 mereka tetapi kita
belum sepenuh hati mempercayainya,karena mereka
masih suka ngintip.,
CANTIK benar strategi dari pemerintah Indonesia.
Tidak ada negara di dunia ini yang mampu
menjalankan secara jitu kebijakan pengadaan alutsista
yang sangat koheren dengan kebijakan politik luar
negeri-nya seperti Indonesia. Bahkan, kita mampu
memanfaatkan posisi non blok kita sebagai bargaining
power yang signifikan untuk menekan calon penjual agar
dapat menuruti kemauan kita. Sudah begitu, kita sanggup
membentuk "buyer's market", dimana harganya masih
dapat kita mainkan sesuai kondisi yang "favorable" buat
kita.
Bahasa kerennya....best value for money, hehehe....
Btw, utk F-15, Amerika menawarkan 26 F-15C ex ANG plus 14
F-15E Strike Eagle.
Dana khusus MEF 1 $15B, APBN, rata-rata pertahun dari
2008-2013 55T/tahun dengan kisaran 30% untuk belanja.
1,6T/tahun atau 8T 5tahun, misalnya mengesampingkan
metode pendanaan lainnya, misal credit state, maka MEF
1,2,3(dipecepat menjadi 2 periode) + apbn.... 45 + 24 total
hampir 69T jika saja dibagi merata 3 matra masing-
masing 23T, jika misalnya prioritas untuk matra udara
dan laut dengan komposisi 40;40;20 maka matra udara
mendpat porsi 28T, jadi secara anggaran masih
mampu buat membeli ratusan pesawat tempur.
Jangan lupa di kawasan Asia Tenggara hanya Indonesia yg tidak ikut berkonflik atas Laut Cina Selatan (LCS) dan hanya Indonesia Negara yg di anggap dekat dengan Cina dan masih di hormati oleh Cina dengan melihat Cina tidak memasukan perairan Natuna ke dalam klaimnya atas LCS.
Dari sinilah Negara Barat menaruh harapan agar Indonesia dapat menjadi penengah dalam kasus LCS… dan para pemimpin kita melihat hal ini sebagai kekuatan untuk menekan pihak barat agar mengijinkan Indonesia membeli alutsista canggih dari pihak Barat… contohnya ya itulah kenapa Amerika memberi ijin Indonesia mengakuisisi AH64E Guardian APACHE blok 3, heli tempur Apache versi terbaru padahal Indonesia jelas bukan sekutu Amerika.
0 comments:
Posting Komentar
Mohon komentarnya untuk postingan ini :)