Jakarta : Pemerintah RI telah membeli tiga unit kapal perang jenis Multi Role Light Frigate (MRLF) dari Inggris senilai US$385 juta . Ketiga kapal itu kini telah rampung dibuat di galangan kapal di Inggris.
Demikian ungkap Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut, Laksamana Pertama Untung Suropati saat dihubungi VIVAnews, Senin, 24 Februari 2014. Menurut Untung, ketiga kapal masih membutuhkan beberapa proses sebelum berlayar ke Indonesia.
"Harus ada pelatihan terlebih dahulu dari kru AL Indonesia di Inggris. Jadi, nanti pengiriman kru TNI AL pun secara bertahap dan menggunakan perwakilan. Untuk saat ini yang dikirim adalah perwakilan KRI Bung Tomo," kata Untung.
Tim perwakilan yang berangkat, lanjut Untung, dimulai dari kru ahli di bagian senjata, radar, mesin dan bagian lainnya dari kapal itu.
"Setelah dikirim dan bisa memandu anggota lainnya, baru lah sebuah rombongan besar diberangkatkan ke sana. Setelah dipastikan lancar, maka dilakukan pelatihan laut di Inggris dan KRI pun siap melintasi samudera," ujar Untung.
Ketiga KRI baru TNI AL ini akan namakan KRI Bung Tomo-357, KRI Jhon Lie-358 dan KRI Usman Harun-359. Penamaan Usman Harun sendiri beberapa pekan terakhir menimbulkan ketegangan dengan Singapura.
Untung mengatakan, ketiga kapal ini akan dikirimkan bergantian. KRI pertama yang dikirim adalah Bung Tomo sekitar 20 Juni 2014. Acara resmi akan digelar untuk menamai ketiga KRI.
"Mereka sudah dinamai ketika di Inggris, tetapi nanti begitu tiba di perairan Indonesia, akan dilakukan proses pengukuhan," kata dia.
Spesifikasi KRI
Ketiga kapal fregat ini memiliki kecepatan maksimal 30 knot yang dilengkapi sensor radar dan avionik buatan Thales, Prancis, sonar FMS 21/3 Hull Mounted Sonar.
Untuk alat utama sistem persenjataan (alutsista) perang, kapal tersebut dilengkapi satu meriam utama 76 mm, dua meriam penangkis serangan udara kaliber 30 mm, torpedo antikapal selam, Thales Sensors Cutlass 22, rudal permukaan ke udara Sea Wolf 16, peluncur rudal Exocet MM40 Block II yang berjangkauan 180 km.
Kapal fregat ini pun memiliki hanggar yang mampu menampung satu helikopter antikapal selam jenis Sikorsy S-70 Seahawk.
Kapal tersebut dapat dioperasikan oleh 79 anak buah kapal termasuk sembilan perwira. Ketiganya memiliki ukuran panjang 95 meter, lebar 12,7 meter, dan bobot 2.300 ton.
Demikian ungkap Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut, Laksamana Pertama Untung Suropati saat dihubungi VIVAnews, Senin, 24 Februari 2014. Menurut Untung, ketiga kapal masih membutuhkan beberapa proses sebelum berlayar ke Indonesia.
"Harus ada pelatihan terlebih dahulu dari kru AL Indonesia di Inggris. Jadi, nanti pengiriman kru TNI AL pun secara bertahap dan menggunakan perwakilan. Untuk saat ini yang dikirim adalah perwakilan KRI Bung Tomo," kata Untung.
Tim perwakilan yang berangkat, lanjut Untung, dimulai dari kru ahli di bagian senjata, radar, mesin dan bagian lainnya dari kapal itu.
"Setelah dikirim dan bisa memandu anggota lainnya, baru lah sebuah rombongan besar diberangkatkan ke sana. Setelah dipastikan lancar, maka dilakukan pelatihan laut di Inggris dan KRI pun siap melintasi samudera," ujar Untung.
Ketiga KRI baru TNI AL ini akan namakan KRI Bung Tomo-357, KRI Jhon Lie-358 dan KRI Usman Harun-359. Penamaan Usman Harun sendiri beberapa pekan terakhir menimbulkan ketegangan dengan Singapura.
Untung mengatakan, ketiga kapal ini akan dikirimkan bergantian. KRI pertama yang dikirim adalah Bung Tomo sekitar 20 Juni 2014. Acara resmi akan digelar untuk menamai ketiga KRI.
"Mereka sudah dinamai ketika di Inggris, tetapi nanti begitu tiba di perairan Indonesia, akan dilakukan proses pengukuhan," kata dia.
Spesifikasi KRI
Ketiga kapal fregat ini memiliki kecepatan maksimal 30 knot yang dilengkapi sensor radar dan avionik buatan Thales, Prancis, sonar FMS 21/3 Hull Mounted Sonar.
Untuk alat utama sistem persenjataan (alutsista) perang, kapal tersebut dilengkapi satu meriam utama 76 mm, dua meriam penangkis serangan udara kaliber 30 mm, torpedo antikapal selam, Thales Sensors Cutlass 22, rudal permukaan ke udara Sea Wolf 16, peluncur rudal Exocet MM40 Block II yang berjangkauan 180 km.
Kapal fregat ini pun memiliki hanggar yang mampu menampung satu helikopter antikapal selam jenis Sikorsy S-70 Seahawk.
Kapal tersebut dapat dioperasikan oleh 79 anak buah kapal termasuk sembilan perwira. Ketiganya memiliki ukuran panjang 95 meter, lebar 12,7 meter, dan bobot 2.300 ton.
Dikirim Melalui Selat Singapura
Ketiga KRI baru Indonesia, salah satunya bernama Usman-Harun, telah rampung dibuat di Inggris dan akan segera dikirimkan ke tanah air. Rencananya dalam pengiriman, KRI jenis Multi Role Light Frigate (MRLF) ini akan berlayar melalui Selat Singapura.
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut, Laksamana Pertama Untung Suropati, saat dihubungi VIVAnews, Senin 24 Februari 2014, mengatakan ketiga KRI akan melintasi Samudera Atlantik, Laut Mediterania, Teluk Suez, Laut Merah, Teluk Persia, Samudera Hindia dan turun ke Selat Malaka. Untung mengatakan, kendati melewati Selat Singapura, namun Usman-Harun hanya akan melintasi perairan internasional di selat tersebut. Jalur yang akan dilalui oleh ketiga KRI itu yakni perairan 4,5 NM milik Indonesia.
"Dari Selat Malaka maka akan turun ke Selat Singapura. Namun, tidak semua perairan di sana milik Singapura. Lebar Selat Singapura itu sekitar 9,0 mil laut, sementara menurut peraturan UNCLOS 82, batas teritorial perairan tersebut dibagi dua, 4,5 mil laut milik Singapura, dan sisanya milik RI," ungkap Untung.
Sebelumnya akibat kisruh penamaan Usman-Harun, Menteri Pertahanan Singapura, Ng Eng Hen kepada parlemen mengatakan bahwa KRI itu dilarang melintasi perairan mereka. Untung mengatakan bahwa itu hak Singapura, tapi jalur yang akan digunakan nanti adalah laut internasional.
"Mereka tidak punya hak melarang kita melintasi perairan itu. Jadi sebenarnya tidak ada masalah," tegas Untung.
Dia menambahkan ketika ada kapal yang melintasi perairan internasional, maka sudah menjadi tanggung jawab negara pantai untuk menjamin keamanan kapal itu. Dalam hal ini, area di sekitar Selat Singapura dan Malaka menjadi tanggung jawab tiga negara yakni Singapura, Malaysia dan Indonesia.
Untung melanjutkan setelah dari Selat Singapura, ketiga KRI lalu turun ke Jakarta baru berlayar menuju Surabaya. Untuk pelayaran dari Inggris hingga ke Surabaya memakan waktu dua minggu.
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut, Laksamana Pertama Untung Suropati, saat dihubungi VIVAnews, Senin 24 Februari 2014, mengatakan ketiga KRI akan melintasi Samudera Atlantik, Laut Mediterania, Teluk Suez, Laut Merah, Teluk Persia, Samudera Hindia dan turun ke Selat Malaka. Untung mengatakan, kendati melewati Selat Singapura, namun Usman-Harun hanya akan melintasi perairan internasional di selat tersebut. Jalur yang akan dilalui oleh ketiga KRI itu yakni perairan 4,5 NM milik Indonesia.
"Dari Selat Malaka maka akan turun ke Selat Singapura. Namun, tidak semua perairan di sana milik Singapura. Lebar Selat Singapura itu sekitar 9,0 mil laut, sementara menurut peraturan UNCLOS 82, batas teritorial perairan tersebut dibagi dua, 4,5 mil laut milik Singapura, dan sisanya milik RI," ungkap Untung.
Sebelumnya akibat kisruh penamaan Usman-Harun, Menteri Pertahanan Singapura, Ng Eng Hen kepada parlemen mengatakan bahwa KRI itu dilarang melintasi perairan mereka. Untung mengatakan bahwa itu hak Singapura, tapi jalur yang akan digunakan nanti adalah laut internasional.
"Mereka tidak punya hak melarang kita melintasi perairan itu. Jadi sebenarnya tidak ada masalah," tegas Untung.
Dia menambahkan ketika ada kapal yang melintasi perairan internasional, maka sudah menjadi tanggung jawab negara pantai untuk menjamin keamanan kapal itu. Dalam hal ini, area di sekitar Selat Singapura dan Malaka menjadi tanggung jawab tiga negara yakni Singapura, Malaysia dan Indonesia.
Untung melanjutkan setelah dari Selat Singapura, ketiga KRI lalu turun ke Jakarta baru berlayar menuju Surabaya. Untuk pelayaran dari Inggris hingga ke Surabaya memakan waktu dua minggu.
Sumber : Vivanews
0 comments:
Posting Komentar
Mohon komentarnya untuk postingan ini :)